Arsitektur Unik

II. BANGUNAN SARANG TAWON HIJAU DI SEOUL, KOREA SELATAN

Bangunan unik ini adalah Bangunan Sarang Tawon Hijau. Banguanan ini merupakan proyek masa depan Korea Selatan, tepatnya untuk tahun 2026 mendatang. Menurut saya bangunan ini tergolong bangunan modern yang ramah dengan lingkungan. Dibilang modern karena bentuk bangunan ini yang tidak lagi dominan dengan bentuk kotak pada umumnya. Bentuk arsitektur bangunan ini terdiri dari lingkaran dan bangunan yang berbentuk vertikal. Lalu dibilang ramah lingkungan karena bentuk bangunan ini yang menyerupai sarang tawon, selain itu bangunan ini juga di tumbuhi oleh tumbuhan yang merambati bangunan ini. Bentuk bangunan tersebut seperti tampak dalam gamabar 1 di atas. Bangunan ini terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian dasar dan bagian gelembung.
Bagian pertama adalah bagian dasar bangunan. Bagian ini memiliki banyak fasilitas dan kegunaan. Diantaranya adalah tempat parkir di dalam basement, pedestrian, pejalan kaki, monorail, tempat olahraga dan santai, fasilitas pendidikan, balai konvensi, ruang konferensi, fasilitas kebudayaan, dan fasilitas pendukung komersial. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.


Bagian yang kedua adalah bagian gelembung. Bagian ini merupakan inti dari bangunan berbentuk Sarang Tawon ini. Pada bagian ini juga terdapat banyak fasilitas. Diantaranya adalah kantor, fasilitas kesehatan, pelayanan umum, fasilitas kesejahteraan, dan ruang komersial. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada gambar 3.

Tips

SAAT ini terbatasnya uang sudah tidak relevan lagi sebagai alasan memiliki rumah berukuran kecil. Keterbatasan lahan, apalagi dikota-kota besar, menuntut masyarakat untuk berhemat dalam mendirikan rumah.
BAHKAN masyarakat di perkotaan cenderung ingin memiliki rumah yangpraktis dan multifungsi, tetapi tetap nyaman untuk ditinggali. Tidak mengherankan jika gaya minimalis kerap digandrungi sehingga rumah-rumah mungil pun tetap mempunyai seabrek fungsi. Living in the box, mungkin itulah ungkapan yang cocok.
Sebenarnya, masih sulit untuk mendefinisikan rumah mungil karena menurut Prima Haris, konsultan dan pengasuh rubrik konsultasi desain interior di tabloid Rumah, rumah seluas 135 meter persegi pun masihbisa disebut mungil. Belum lagi jika kita menilik kemampuan orang kayadan miskin dalam membangun rumah.
Akan tetapi, yang jelas dalam rumah mungil hanya terdapat fungsi pokok rumah. Kini rumah mungil tidak selalu berarti kaku, sumpek, dan sempit. Sebenarnya, rumah mungil dapat ditata dengan interior yang tepat agar nyaman dan terkesan luas.


PERTAMA,
jadikanlah rumah mungil sebagai cerminan gaya hidup kita. “Interior ialah jiwa yang punya rumah,” tuturHaris. Maksudnya, sesuaikanlah desain interior rumah kita dengan karakter dan gaya hidup kita sehari-hari.
Orang yang suka membawa pekerjaan ke rumah bisa saja menata ruang kerjanya sedikit berbeda dengan desain ruangan lainnya. Ini dilakukan agar mereka dapat bekerja senyaman mungkin.
Lain “si tukang kerja”, lain pula “si tukang mandi”. Misalnya,seorang seniman yang senang berlama-lama di kamar mandi karena kerap mendapat inspirasi di sana bisa menambahkan aksesori dan fungsi tambahan pada ruangan. Aksesori tambahan itu akhirnya bisa berfungsisebagai sarana untuk bekerja.


Kedua,
ruangan yang sempit dapat memberikan kesan yang luas jika kita mempertimbangkan pilihan warna cat,keberadaan cermin dan kaca, serta minimnya aksesori.
Warna senada atau yang masih satu turunan sebaiknya menjadi pilihan kita ketika mengecat rumah. Jadi jangan memilih warna-warna yang gelapkarena akan memberikan kesan sempit pada ruangan. Pilihlah warna yang dapat memberikan kesan ringan dan teduh.
Namun, patut diingat, pilihan warna cat ini pun harus disesuaikan dengan fungsi ruangan. Warna yang lembut dan ringan, seperti biru danungu, kurang cocok untuk ruangan belajar anak karena akan memberikan kesan teduh. Akibatnya, anak akan kurang bergairah belajar. Merah dan oranye, yang bersifat ceria serta riang, adalah contoh warna yang justru cocok untuk kondisi belajar anak.


Jika kita memiliki rumah yang mungil, sebaiknya pula memilih mebel yang kalem dan simpel. Mebel yang dipilih pun dianjurkan memiliki warna yang mendekati warna dinding sehingga tidak terkesan berat dan sempit.

Warna gelap biasanya cenderung terkesan mengarah mendekati kitasehingga ruangan tampak lebih sempit. Unsur- unsur alam, seperti pepohonan dan tanaman bunga, dapat pula ditambahkan untuk memberikankesegaran pada ruangan.
PEMANFAATAN ruang-ruang kosong yang ada di rumah untuk menaruh barang-barang merupakan faktor ketiga dari konsep 3 in 1. Misalnya,ruang di bawah wastafel yang biasa kosong dapat dimanfaatkan untukmenyimpan beberapa jenis barang.
Kemudian ruang kosong sekitar satu meter di bawah plafon pun dapat lebih difungsikan. Berburu ruang sisa.

Bagi yang ingin memasang wallpaper, pakailah yang bermotif dan berwarna ringan. Corak lekukan daun yang lebar-lebar,misalnya, justru bisa menyita pandangan. Warna polos dengan garis tipis-tipis dan kotak kecil-kecil malah dapat mengistirahatkan pandangan dan pikiran kita sehingga menjadi rileks.
Jarak lantai dan plafon pun tak luput jadi perhatian Haris. Jarak yang sempit di antara keduanya seolah mempersempit ruang gerak kita.Luasnya jarak antara lantai dan plafon justru membuat kita lebih leluasa bergerak dan sirkulasi udara pun lancar.
Bertambahnya anggota dan aktivitas keluarga, kebutuhan ruang, dan peningkatan kualitas hidup adalah beberapa di antaranya. Akan tetapi,yang perlu diingat dalam merenovasi adalah mengenali rumah kita terlebih dulu, menghitung kebutuhan ruang, dan menentukan skala prioritas.

Prinsip Umum Manajemen Proyek

Prinsip-Prinsip Umum Manajemen Proyek

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi didalam manajemen proyek tergantung pada dua faktor utama yaitu : sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia, uang, peralatan, dan material, sedangkan fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia, ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu ditata melalui fungsi-fungsi manajemen dalam batas waktu yang disediakan sehingga memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas.

2.1 Sumber Daya

A. Manusia
Manusia sebagai sumber daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat langsung maupun tidak terlibat langsung dengan pekerjaan konstruksi. Tenaga yang terlibat langsung adalah tenaga kerja yang berada pada kelompok pemberi pekerjaan (pengguna jasa), kelompok kontraktor (penyedia jasa), dan kelompok konsultan (penyedia jasa). Berdasarkan kualifikasinya para tenaga kerja tersebut dapat dikelompokkan ke dalam “tenaga ahli” dan “tenaga terampil”. Pada Tabel 2.1. disajikan sebutan terhadap ketiga kelompok tersebut.
Tabel 2.1 Tenaga Kerja berdasarkan Kelompok
21

B. Uang

Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek. Ketidakcukupan uang, sulit untuk mengharapkan penyelenggaraan manajemen proyek sesuai dengan ikatan kontrak yang disepakati antara para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi pada seluruh kelompok yang terlibat, memerlukan biaya yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak. Jika terjadi ketidaksepakatan (dispute) dalam pelaksanaan pekerjaan, biasanya berdampak pada “nilai uang” yang harus disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh.

Uang sangat penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi memerlukan pembiayaan, menyangkut : rekruitmen manusia (tenaga kerja); penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill); penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium); pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan material, baik bagi kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa. Jadi pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil works) bukan semata-mata untuk pembiayaan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor, tetapi juga termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk konsultan perencana, konsultan pengawas dan untuk pengguna jasa dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati.

C. Peralatan

Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat berat), peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya computer), dan peralatan lainnya. Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran pekerjaan dapat dicapai dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.

i. Alat-alat berat
Jenis peralatan dengan variasi kapasitas dan kegunaannya dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan-jembatan sesuai fungsinya. Berdasarkan jenis peralatan dan fungsinya, dikaitkan dengan jenis pelaksanaan pekerjaannya dapat dikelompokan sebagaimana tertulis pada Tabel 2.2.

Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia. Demikian pula cara penggunaannya, harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan.

Tabel 2.2 Jenis peralatan dan penggunaannya
22

ii. Peralatan Laboratorium
Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor. Jenis peralatan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2.3. Jenis, jumlah dan waktu diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium tersebut tergantung pada ruang lingkup kegiatan pengawasan atas pekerjaan konstruksi.

Selain peralatan tersebut ada beberapa peralatan yang spesifik seperti untuk pengujian pondasi soil cement dan bahan-bahan struktur (beton, pasangan batu dan lain-lain).

Tabel 2.3 Jenis Pengujian dan Alat yang digunakan
23

D. Bahan

Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan, dan setelah diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, aspal, semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, pofil baja dll.) merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan secara cermat, karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan konstruksi sangat besar. Oleh karena itu lokasi bahan baku perlu secara cermat ditetapkan berdasar jarak dan volume yang tersedia, memenuhi syarat menjadi bahan olahan. Survai untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan, guna mendapatkan data akurat sebagai masukan bagi kontraktor dalam menyiapkan penawaran, maupun pada tahap pelaksanaan pekerjaan.

2.2 Fungsi Manajemen

Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun, harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal. George R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).

A. Planning
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

  • Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
  • Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
  • Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
  • Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran, (seluruh tahap: -proses pengadaan, -pelaksanaan dan pengawasan konstruksi; dan FHO).

B. Organizing
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.

Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat untuk :

  • menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
  • membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
  • mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.

Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :

  • koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
  • koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
  • koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).

Koordinasi diagonal apabila diintegrasikan dengan baik akan memberikan kontribusi signifikan dalam menjalankan fungsi organizing.

Sebagai contoh, dapat dijelaskan sebagai berikut:

– Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis:

  • Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant.
  • Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.

– Koordinasi horizontal dan bersifat satu level:

  • Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
    Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.

– Koordinasi diagonal:

Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.

C. Actuating
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:

  • Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
  • Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
  • Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
  • Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
  • Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
  • Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
  • Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
  • Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.
  • Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
  • Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.

D. Controlling
Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. General Superintendat berkewajiban melakukan controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “quality assurance”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.

Kegiatan ini juga berlaku di dalam kegiatan internal konsultan supervisi; artinya kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.

Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:

  • Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
  • Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
  • Prosedur dan cara kerjanya
  • Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.

Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.

SNI Untuk Kontruksi Beton

SNI Untuk Konstruksi Beton

[ SNI 03-6821-2002 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak Beton Pasangan Dinding Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Agregat Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk untuk pasangan dinding dan persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan sifat-sifat fisis agregat ringan Download [ SNI 03-2461-2002 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktur Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Agregat Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi produsen/ perencana dan pelaksanaan pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tingginya kekuatan, yang meliputi persyaratan mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar Download [ SNI 03-3984-1995 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton isolasi Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Agregat Spesifikasi ini mencakup ketentuan gradasi dan berat isi agregat ringan dan konduktifitas panas beton isolasi yang digunakan khusus untuk bagian dalam bangunan Download [ SNI 03-2457-1991 ] Metode Pengujian Agregat untuk beton Penahan Radiasi Jenis : Standar, tipe : Metode Uji. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Agregat Metode ini digunakan untuk menentukan mutu agregat yang akan digunakan untuk beton penahan radiasi. Download [ SNI 03-6898-2002 ] Tata cara pelaksanaan dan pengambilan dan pengujian kuat tekan beton inti. Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara pelaksanaan pengambilan dan pengujian kuat tekan beton inti ini mencakup : 1) prosedur pengambilan beton inti; 2) prosedur pengujian kuat tekan beton inti; 3) perhitungan kuat tekan beton inti. Download [ SNI 03-6816-2002 ] Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini mencakup pemisahan dan pembatasan tanggung jawab antara perencanaan struktur beton dan pembuat detail baja penulangan, perencanaan detail dan pendetailan penulangan beton untuk pabrikasi dan pemasangan batang-batang tulangan. Download [ SNI 03-6814-2002 ] Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk Tulangan Beton Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Standar ini mencakup informasi dasar tentang tipe-tipe sambungan mekanis yang beredar di Indonesia sewaktu standar ini disusun, Diuraikan juga persyaratan-persyaratan perencanaan dan penggunaannya, termasuk kapabilitas dan tipe-tipe sambungan mekanis tertentu. File : SNI 03-6814-2002.pdf [ SNI 03-6815-2002 ] Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini meliputi besarnya variasi kekuatan beton. Contoh uji beton tergantung pada mutu material, pembuatan dan kontrol dalam pengujiannya, perbedaan kekuatan dapat ditemukan dari dua penyebab utama yang berbeda. -perbedaan dalam perilaku kekuatan yang terbentuk dari campuran beton dan bahan penyusunnya -perbedaan jelas dalam kekuatan yang disebabkan oleh perpaduan variasi dan pengujian File : SNI 03-6815-2002.pdf [ SNI 03-6813-2002 ] Tata Cara Pembuatan Silinder dan Prisma Uji untuk Menentukan Kekuatan dan Densitas Beton Agregat Praletak di Laboratorium Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini mencakup prosedur pembuatan silinder uji standar untuk menentukan kuat tekan dan densitas beton agregat praletak File : SNI 03-6813-2002.pdf [ SNI 03-6809-2002 ] Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode Maturity Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini mencakup : 1.Prosedur untuk mengestimasi kekuatan beton menggunakan metode maturity indeks maturity dinyatakan dengan faktor suhu waktu atau umur ekivalen pada suatu suhu yang disyaratkan; 2.Penurunan hubungan kekuatan maturity dari campuran beton di laboratorium dan pencatatan riwayat suhu beton yang akan disetimasi kekuatannya yang diperlukan untuk estimasi File : SNI 03-6809-2002.pdf [ SNI 03-6806-2002 ] Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata Cara Mencakup : “Beton tidak bertulang struktural untuk dinding basemen harus dikecualikan dari persyaratan standar ini untuk kondisi-kondisi lingkungan yang khusus sesuai SNI 03-2854-1992. “Perencanaan dan konstruksi pelat yang didukung oleh tanah, jalan setapak dan pelat di atas tanah, tidak harus mengikuti standar ini kecuali pelat yang meneruskan beban vertikal dari bagian struktur lain ke tanah. “Untuk struktur khusus, misalnya struktur pelengkung, struktur utilitas bawah tanah, dinding gravitasi, dan dinding pelindung, ketentuan dalam standar ini berlaku bila bersifat menentukan File : SNI 03-6806-2002.pdf [ SNI 03-3449-2002 ] Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan. Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara pembuatan rancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai salah satu acuan bagi para perencana dan pelaksana dalam merancang proporsi campuran beton ringan dengan menggunkan agregat ringan dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran bahan-bahan yang dapat menghasilkan beton ringan yang sesuai dengan rencana penggunaannya pada kontruksi struktural, struktural ringan dan sagat ringan. Tata cara ini meliputi persyaratan proporsi campuran, rancangan campuran, tugas penanggung jawab pembuatan rancangan campuran, bahan yang dipergunakan, pemilihan proporsi campuran beton ringan, perhitungan proporsi campuran, koreksi proporsi campuran dan prosedur pengerjaan pembuatan rancangan campuran beton ringan. File : SNI 03-3449-2002.pdf [ SNI 03-6369-2000 ] Tata Cara Pembuatan Kaping untuk Benda Uji Silinder Beton Judul direvisi menjadi : Tata Cara Pembuatan Kaping untuk Benda Uji Silinder Beton Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Revisi Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini digunakan untuk pembuatan kaping silinder beton segar dengan semen murni, adukan semen dan silinder keras serta beton inti dengan adukan gypsum berkekuatan tinggi atau adukan belerang. Tata cara ini meliputi peralatan, bahan dan prosedur pembuatan kaping untuk silinder beton yang baru dicetak dengan semen murni dan silinder beton keras serta silinder beton inti dengan plaster gipsum berkekuatan tinggi atau adukan belerang. File : SNI 03-6369-2000.pdf [ SNI 03-6468-2000 ] Tata Cara Perencanaan Campuran tinggi dengan Semen Portland dengan Abu Terbang Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini digunakan untuk perencanaan campuran beton kekuatan tinggi dengan semen portland dan abu terbang dan dapat digunakan untuk menentukan proporsi campuran beton kekuatan tinggi untuk mengoptimasi proporsi campuran tersebut berdasarkan campuran coba. File : SNI 03-6468-2000.pdf [ SNI 03-2834-2000 ] Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini digunakan untuk merencanakan proporsi campuran beton tanpa menggunakan bahan tambahan dan bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan mutu beton sesuai rencana File : SNI 03-2834-2000.pdf [ SNI 03-3976-1995 ] Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini bertujuan untuk mendapatkan mutu pekerjaan beton sesuai dengan yang direncanakan File : SNI 03-3976-1995.pdf [ SNI 03-4820-1998 ] Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan Perubahan Panjang, Pasta, Mortar dan Beton Semen Yang Sudah Mengeras. Jenis : Standar, tipe : Tata Cara. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Tata cara ini digunakan dalam menyiapkan benda uji untuk menentukan perubahan panjang pada pasta, mortar dan beton semen yang sudah mengeras, serta peralatan yang digunakan untuk menentukan perubahan panjang tersebut, dan cara-cara penggunaannya. File : SNI 03-4820-1998.pdf [ SNI 03-6883-2002 ] Spesifikasi toleransi untuk konstruksi dan bahan beton Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini merupakan acuan bagi arsitek atau ahli teknik dalam menentukan toleransi untuk bahan dan konstruksi beton sebagaimana dicantumkan dalam spesifikasi proyek, kecuali tidak berlaku untuk : 1) struktur khusus seperti reaktor nuklir, kontainer berbentuk bulat dan silo-silo; 2) struktur prateken berbentuk bulat; 3) prosedur konstruksi khusus beton semprot. pesifikasi ini mencantumkan daftar kendali sebagai petunjuk bagi arsitek atau ahli teknik dalam memilih persyaratan yang cocok antara spesifikasi teknis yang diperlukan dan persyaratan lain yang ada dalam spesifikasi proyek. File : SNI 03-6883-2002.pdf [ SNI 03-6818-2002 ] Spesifikasi Bahan Kering Bersifat Semen, Cepat Mengeras, dalam Kemasan untuk Perbaikan Beton Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Standar ini mencakup campuran kering bahan-bahan bersifat semen dari mortar atau beton yang cepat mengeras untuk perbaikan lapisan beton semen hidrolis dan struktur yang telah mengeras. Bahan-bahan yang mengandung senyawa organis seperti bitumen, epoksi resin, dan polyester tidak termasuk sebagai bahan pengikat. File : SNI 03-6818-2002.pdf [ SNI 03-6812-2002 ] Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk Tulangan Beton. Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini meliputi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk digunakan sebagai tulangan beton. File : SNI 03-6812-2002.pdf [ SNI 03-6811-2002 ] Spesifikasi Bahan Pencampur untuk Beton Semprot Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini membahas bahan-bahan yang akan ditambahkan pada campuran beton semprot dari semen portland untuk mengubah sifat campuran. File : SNI 03-6811-2002.pdf [ SNI 03-2915-2002 ] Spesifikasi Beton Tahan Sulfat Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton “Spesifikasi ini memuat persyaratan minimum untuk beton yang berhubungan dengan lingkungan yang mengandung sulfat. “Spesifikasi ini dapat digunakan sebagai pegangan bagi para perencana dan pelaksana dalam merencanakan dan melaksanakan konstruksi beton yang dalam masa layannya berhubungan dengan lingkungan yang mengandung sulfat. “Spesifikasi ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang mempunyai ketahanan dan keawetan terhadap sulfat File : SNI 03-2915-2002.pdf [ SNI 03-2494-2002 ] Spesifikasi Agregat Beton Penahan Radiasi Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini digunakan sebagai acuan bagi produsen agregat/ perencana dan pelaksana pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat yang memenuhi persyaratan untuk keperluan beton penahan radiasi. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai klasifikasi dan persyaratan teknis agregat untuk pembuat beton penahan radiasi. Agregat untuk beton penahan radiasi ini meliputi, golongan agregat tertentu untuk beton penahan radiasi pengion, golongan agregat untuk beton penahan radiasi neutron dengan pertimbangan utama adalah komposisi atau berat jenis atau keduanya. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar. File : SNI 03-2494-2002.pdf [ SNI 03-6418-2000 ] Spesifikasi Pengencer Graut untuk Beton dengan Agregat Praletak Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini meliputi bahan pengencer graut yang digunakan untuk beton dengan agregat praletak. File : SNI 03-6418-2000.pdf [ SNI 07-6401-2000 ] Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untuk Tulangan Beton Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini meliputi kawat baja yang diproses dengan canay dingin, ditarik dan digalvanisasi untuk digunakan secara langsung, atau dalam bentuk jaring kawat baja yang dilas, sebagai tulangan beton, dengan ukuran diameter nominal tidak lebih kecil dari 2,03 mm File : SNI 07-6401-2000.pdf [ SNI 03-6380-2000 ] Spesifikasi Perbaikan Beton dengan Mortar Epoksi Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini mencakup perbaikan cacat dalam beton semen portland yang telah mengeras dengan mortar epoksi yang dicampur pasir File : SNI 03-6380-2000.pdf [ SNI 03-6367-2000 ] Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari gorong-gorong Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini meliputi pipa beton tidak bertulang yang digunakan sebagai pembuangan air kotoran, limbah pabrik, air luapan dan bangunan gorong-gorong File : SNI 03-6367-2000.pdf [ SNI 03-4817-1998 ] Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup Untuk Perawatan Beton Judul direvisi menjadi : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup Beton Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Revisi Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini membahas bahan penutup berupa lembaran yang digunakan untuk menutup permukaan beton semen guna menghindari hilangnya air selama masa perawatan dan dalam material tipe pemantul putih, juga berfungsi untuk mengurangi naiknya temperatur beton yang permukaannya secara langsung terkena sinar matahari. Standar ini menetapkan ketentuan bahan berupa lembaran yang digunakan untuk menutup permukaan beton semen guna menghindari hilangnya air selama masa perawatan, dan dalam hal material tipe pemantul putih, berfungsi juga untuk mengurangi naiknya temperatur beton yang permukaannya secara langsung terkena sinar matahari. File : SNI 03-4817-1998.pdf [ SNI 06-4170-1996 ] Spesifikasi Kalsium Khlorida untuk mempercepat pengerasan beton Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini untuk memberikan persyaratan teknis kalsium kholorida sebagai bahan pencampur untuk mempercepat pengerasan beton. File : [ SNI 03-4433-1997 ] Spesifikasi Beton Siap Pakai Jenis : Standar, tipe : Spesifikasi. Status : Tetap Bidang : Umum, sub bidang : Beton Spesifikasi ini digunakan dalam menilai mutu beton siap pakai yang akan diserahkan dalam bentuk beton segar dari produsen kepada konsumen yang bertujuan untuk mendapatkan mutu beton siap pakai yang memenuhi persyaratan teknis. File : SNI 03-4433-1997.pdf

Meraih Kinerja Puncak

Meraih Kinerja Puncak

Meraih kinerja puncak adalah salah satu syarat yang harus Anda miliki jika ingin berprestasi. Baik dalam karir maupun bisnis termasuk dalam pendidikan dan olah raga. Para juara dalam balap motor adalah mereka yang menjalankan motornya dengan kinerja tertinggi. Begitu juga dengan orang yang sukses dalam karir, mereka memiliki kinerja yang tinggi saat bekerja. Semua bidang, memerlukan kinerja puncak jika ingin sukses.

Meraih kinerja puncak menjadi semakin penting di zaman informasi dan serba cepat ini. Persaingan yang semakin ketat tidak mengijinkan kita untuk asal bekerja, santai, dan dengan hasil yang pas-pasan.

Lalu bagaimana agar memiliki kinerja puncak? Saya akan ibaratkan dengan sepeda motor.

Meraih Kinerja Puncak Dipengaruhi Oleh Mesin

Rancangan mesin dan kondisi mesin sebuah motor akan mempengaruhi kinerja motor tersebut. Rancangan yang baik, dengan tenaga dan akselerasi yang pas akan menjadikan motor memiliki kinerja yang luar biasa. Itulah kenapa tim MotoGP memiliki tim khusus yang menangani masalah mesin yang terdiri dari para teknisi dan engineer yang ahli. Mereka membayar mahal untuk ini. Tim khusus ini mulai merancang, memodifikasi, dan menjaga mesin dalam kondisi terbaik.

Lalu apa mesin dalam diri kita? Mesin itu adalah tubuh dan pikiran sadar Anda. Kabar baiknya, tubuh dan pikiran kita sudah di desain sempurna oleh Sang Pencipta, sehingga tugas kita adalah bagaimana kita meningkatkan dan menjaga kondisi pikiran kita dalam kondisi puncak.

Kondisi tubuh kita yang baik adalah sehat dan bugar yang akan sangat mempengaruhi kondisi pikiran kita. Pikiran sehat adalah pikiran yang stabil dan tidak tertekan (stress). Tubuh dan pikiran sehat akan menghasilkan kinerja puncak. Kita tidak bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa jika kita sakit-sakitan terus. Meski, faktor kesehatan tubuh dan pikiran bukanlah satu-satunya faktor, tetapi memberikan peran signifikan dalam meraih kinerja puncak.

Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar bisa dilakukan dengan asupan gizi yang seimbang dan juga tentu olah raga. Pikiran sehat juga memerlukan nutrisi yang cukup, menghindari stress, dan melatihnya dengan tetap membaca serta melatih pikiran kita.

Mesin Tidak Berguna Tanpa Bahan Bakar

Yup, bagaimana pun hebatnya mesih, tanpa bahan bakar tidak akan jalan. Dan, bahan bakar itu adalah motivasi. Anda memiliki tubuh dan pikiran sehat, tetapi tidak memiliki motivasi untuk menggunakannya akan percuma. Meraih kinerja puncak harus dengan tindakan dan kualitas tindakan dipengauhi oleh motivasi Anda.

Untuk itulah Anda harus terus membangkitkan dan menjaga motivasi Anda agar bisa tetap bertindak. Semakin tinggi motivasi Anda, akan semakin hebat tindakan Anda sehingga Anda akan meraih kinerja puncak.

Sejauh Mana Anda Bisa Menggunakan Sepeda Motor?

Mungkin Anda sudah memiliki mesin yang hebat (tubuh dan pikiran yang sehat) dan memiliki bahan bakar yang cukup (motivasi tinggi) namun jika Anda tidak bisa menggunakan sepeda motor, itu akan percuma. Bagaimana jika Anda menggunakan motor Yamaha yang persis seperti yang digunakan Lorenzo, apakah Anda akan menang lawan Lorenzo? Ya, tentu saja, Anda bisa menang lawan Lorenzo, jika Anda memiliki keterampilan yang lebih baik dibandingkan dia.

Jadi setelah mesin yang hebat dan bahan bakar yang cukup, Anda perlu memiliki keterampilan yang memadai untuk meraih kinerja puncak. Keterampilan hanya bisa Anda raih dengan belajar dan melatihnya. Tidak ada cara lain: belajar dan berlatih. Untuk memiliki keterampilan yang tinggi Anda harus mengetahui cara melakukan yang benar dan melatihnya. Perlu waktu dan kesabaran untuk memiliki keterampilan.

Jadi, untuk meraih kinerja puncak, Anda memerlukan tubuh dan pikiran yang sehat, motivasi yang tinggi, serta keterampilan yang memadai.

 

sumber: motivasi islami